Halaman
Pelajaran 10
Emansipasi
Sumber:
Kartini,
2007
Masih banyakkah kendala yang kalian hadapi dalam
memahami materi-materi pelajaran yang telah kita pelajari
bersama? Diskusikanlah dengan teman-teman guna menemukan
solusinya. Pahamilah setiap materi dengan teliti dan cermat.
Sebagai pelajaran terakhir, pada Pelajaran 10 ini kita akan
belajar mengenai kemampuan mendengar, memahami, dan
menanggapi alur novel remaja; menyampaikan persetujuan,
sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi; membaca puisi
dari buku antologi puisi; serta menulis slogan dan poster.
Tetaplah dengan semangat untuk selalu berprestasi, dan jangan
putus asa. Bersiaplah menyongsong kelas yang baru.
Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2
178
Peta Konsep
Emansipasi
Mendengarkan
Deskripsi alur novel
remaja asli atau
terjemahan
Berbicara
Berpendapat dalam
diskusi
Membaca
Ciri-ciri umum puisi
dalam buku
antalogi puisi
Menulis
Menulis slogan
dan poster
Pelajaran 10 Emansipasi
179
A. Mendeskripsikan Alur Novel Remaja (Asli
atau Terjemahan)
Tentu kalian pernah membaca novel remaja asli atau novel
terjemahan yang kalian sukai, bukan? Dapatkah kalian mengikuti
jalan cerita novel remaja asli atau novel terjemahan dengan mudah?
Dapatkah kalian mendeskripsikan alur novel remaja asli atau
terjemahan?
Mendeskripsikan adalah memberikan gambaran atau sketsa
mengenai sebuah perihal, sehingga penerima (pendengar atau
pembaca) dapat menangkap perihal yang dimaksud dan memiliki
gambaran atas perihal tersebut. Mendeskripsikan alur sebuah novel
berarti memberikan penggambaran mengenai jalan cerita dari novel
tersebut. Penggambaran ini meliputi jalan cerita dalam novel yang
merangkai peristiwa atau kisahan dalam novel.
Simaklah pembacaan kutipan novel berikut!
Musim dingin jatuh pada suatu hari
Minggu saat orang keluar dari gereja. Sabtu
malam udara sudah terasa menyesakkan.
Namun, hingga Minggu pagi tak seorang pun
menduga akan turun hujan. Seusai misa,
sebelum kami kaum wanita sempat
menemukan gagang payung kami, angin tebal
gelap berhembus dengan pusaran luas
menyapu debu dan sampah berat bulan Mei.
Seseorang di sebelahku berucap, “Ini angin
basah.” Dan itu sudah kuketahui sebelum
terjadi. Saat kami berjalan keluar, di tangga
gereja kurasakan mual menggoncang perutku.
Para pria berlarian ke perumahan terdekat
dengan satu tangan memegang topi dan
tangan lainnya memegang sapu tangan,
berlindung dari debu dan angin. Lalu hujan
turun. Dan langit bagaikan zat kental kelabu
yang mengepakkan sayap-sayapnya setengah
depa di atas kepala kami.
Sepanjang misa siang pagi itu, aku dan
ibu tiriku duduk dekat pagar, merasakan
bahagia bahwa hujan akan menyegarkan lagi
kuntum-kuntum rosemary dan nard yang
dahaga di pot-pot bunga setelah tujuh bulan
menjalani musim terik dan debu membakar.
Pada tengah hari gaung bumi berhenti dan
aroma tanah yang berganti, tetumbuhan yang
bangkit hidup kembali, bergabung dengan
hawa sejuk dan segar dari hujan yang jatuh
di kuntum-kuntum rosemary.
(
Badai Daun
, 2001)
Sebagaimana kalian ketahui, bahwa alur atau plot memiliki
tiga jenis, yaitu berikut.
1.
Alur maju, yaitu alur yang menyampaikan jalinan cerita secara
urut dari awal sampai akhir dengan urutan waktu yang terus
maju. Misalnya kejadian pada bulan Januari, kemudian dilanjut
dengan kisah pada bulan Februari, Maret, Juni, dan seterusnya
hingga cerita berakhir.
2.
Alur mundur, yaitu alur yang menyampaikan suatu jalinan cerita
urutan waktu yang terkini hingga waktu yang paling lampau
atau dari kisah yang terakhir hingga pada awal mula kejadian
kisah tersebut. Misalnya novel itu diawali pada kisah yang
Tujuan Pembelajaran
Tujuan belajar kalian
adalah dapat menen-
tukan dan mendes-
kripsikan alur atau
plot novel remaja (asli
atau terjemahan) yang
dibacakan.
Sumber:
Dok. Penerbit
Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2
180
terjadi bulan Desember, kemudian mengulas kisah bulan No-
vember, Oktober, dan seterusnya.
3.
Alur maju mundur, yaitu alur yang menyampaikan jalinan cerita
dalam urutan waktu yang beragam atau sebagian beralur maju
dan sebagian beralur mundur.
Berkaitan dengan kutipan novel yang kalian simak, kalian
dapat menyimpulkan mengenai alur yang dibangun dalam kutipan
novel tersebut. Secara umum alur pada kutipan tersebut merupakan
jenis alur maju. Hal ini ditandai dengan perjalanan cerita yang
berawal dari masa yang lampau menuju masa ke depan; yaitu
menceritakan suatu kejadian pada hari Minggu yang diawali dari
kejadian-kejadian pada hari Sabtu.
Namun demikian, alur yang dibangun pada novel tersebut
tidak secara keseluruhan merupakan alur maju. Ada sebuah kalimat
yang menunjukkan adanya perjalanan cerita yang menuju ke waktu
yang lampau. Artinya menunjukkan bahwa dalam cerita tersebut
juga terdapat alur mundur. Kalimat yang menandakan hal tersebut
adalah kalimat pertama dari kutipan yang menyatakan:
Musim
dingin jatuh pada suatu hari Minggu saat orang keluar dari
gereja
. Akan tetapi, kalimat selanjutnya justru mengisahkan cerita
pada hari sebelumnya
Sabtu malam udara sudah terasa
menyesakkan. ....
Uji Kemampuan 1
Mintalah salah seorang temanmu untuk membacakan kutipan novel
berikut! Saat novel dibacakan, kamu tidak perlu membacanya, tapi
menyimaklah dengan saksama.
Bingkai Bahasa
Perhatikan kalimat
keenam dan ketujuh
paragraf pertama! Dalam
kalimat tersebut terdapat
kata
kuketahui
dan
kura-
sakan
.
Ku-
pada kata-
kata tersebut merupakan
kata ganti, sebagaimana
kau-
,
-mu
, dan
-nya
.
Penulisan kata ganti
tersebut harus ditulis
serangkai dengan kata
yang menyertainya,
contoh: kuambil,
kaucubit, badanmu.
Kata ganti
ku-
dan
kau-
dapat berfungsi
membentuk kata kerja
pasif. Contoh dalam
kalimat:
– Permen itu segera
kutelan saat Ibu Tutik
memanggilku.
– Tolong kaujemurkan
pakaianku.
•
Buatlah kalimat yang
mengandung kata
ganti
ku-
dan
kau-!
•
Mengapa kalimat
yang kamu buat
disebut kalimat pasif?
Nabo berbaring menelungkup di
tumpukan jerami. Dia merasakan bau istal
yang
pessing
menggosok badannya. Di kulit
coklatnya yang mengilat dia merasakan bara
api panas dari kuda terakhir, tetapi ia tak dapat
merasakan kulitnya. Nabo tak dapat
merasakan apa pun. Hal itu terjadi seolah
dia ditidurkan oleh hantaman terakhir kaki
kuda di keningnya dan itu adalah satu-
satunya hal yang dapat ia rasakan.
Dia menutup matanya lagi dan kemudian
sunyi, terbujur, kaku, seakan dia berada di
sana sepanjang sore, merasa dirinya tumbuh
tanpa waktu, sampai seseorang di
belakangnya berkata, “Ayo Nabo, kamu sudah
cukup tidur.”
Dia berpaling dan tidak melihat kuda-
kuda itu, pintu tertutup. Nabo pasti telah
berkhayal bahwa bintang-bintang ada pada
suatu tempat di kegelapan, bukannya
kenyataan dia tak mampu mendengar derap
kaki kuda yang tak sabar.
Dia membayangkan bahwa orang yang
berbicara kepadanya melakukannya dari luar
istal, karena pintu tertutup dari dalam dan
dipalang. Sekali lagi suara itu dari belakang
berkata, “Itu benar Nabo, kamu sudah cukup
tidur. Kamu telah tidur selama hampir tiga
hari.”
Baru kemudian Nabo membuka mata
sepenuhnya dan ingat. “Aku di sini karena
seekor kuda menyepakku.”
Pelajaran 10 Emansipasi
181
Dia tidak tahu pukul berapa dia bangun.
Hari-hari telah berlalu. Itu terjadi seolah-olah
seseorang menggosokkan busa basah pada
malam-malam Minggu yang lampau saat dia
biasa pergi ke alun-alun kota.
....
(
Badai Daun
, 2001)
Kerjakanlah dengan cermat dan teliti di buku tugasmu!
1.
Ada berapa jenis alurkah yang terdapat dalam petikan novel
tersebut? Jelaskan!
2.
Secara umum, apakah jenis alur yang terdapat dalam kutipan
novel tersebut?
3.
Deskripsikan jenis alur dalam kutipan tersebut dengan
menunjukkan data dari kutipan novel!
B. Menyampaikan Persetujuan, Sanggahan,
dan Penolakan Pendapat dalam Diskusi
Dalam sebuah diskusi atau permusyawarahan, setiap
pendapat, masukan, saran, kritik, ataupun sanggahan dan penolakan
terhadap pendapat orang lain harus disertai dengan alasan yang
logis atas ketidaksetujuan tersebut dan ada upaya menemukan solusi
yang lebih baik. Dalam menyanggah ataupun memberikan solusi,
sebaiknya menggunakan bahasa yang santun dan komunikatif.
Persiapkan kelompok kalian untuk mengadakan diskusi
dengan bahan wacana di bawah ini. Persiapkan kelengkapan yang
diperlukan dalam diskusi. Proses diskusi dapat kalian awali dengan
penentuan moderator dan notulis yang bertugas mengendalikan
dan mencatat jalannya diskusi.
Perempuan dan Lingkungan Hidup
(Perempuan Terkena Dampak Limbah, Polusi, dan Pencemaran)
Hubungan perempuan dan lingkungan
hidup sangat erat. Selain menyediakan air
bersih untuk keluarga, perempuan juga
menjaga kebersihan rumah, menyediakan
makanan bergizi, mengelola pembuangan
sampah, hingga memelihara tanaman agar
tercipta keindahan dan keasriannya.
Dalam rumah tangga, perempuan
berperan besar bagi terwujudnya pola
konsumsi “hijau” atau berwawasan
lingkungan. Misalnya dengan memilih
produk rumah tangga yang ramah lingkungan,
pemisahan sampah, menjadi sampah organik
dan nonorganik, pengurangan timbunan
sampah dengan pembuatan kompos serta
upaya tindakan nyata kegiatan daur ulang.
Perempuan diharapkan dapat menjadi
“motor” dalam upaya penghematan energi
(listrik, gas, minyak tanah) dan penggunaan
air bersih. Hal ini berarti perempuan turut
untuk memberi kesempatan kepada generasi
berikutnya agar dapat menikmati sumber daya
alam Indonesia yang makin menipis. Sebagai
ibu, perempuan berpotensi untuk
menanamkan kesadaran dan kepedulian
terhadap lingkungan pada keluarganya.
Namun demikian, kaum perempuan juga
rentan terhadap pencemaran lingkungan.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan belajar kalian
adalah dapat
menyampaikan perse-
tujuan, sanggahan,
dan penolakan penda-
pat dalam diskusi
disertai dengan bukti
dan alasan yang
tepat.
Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2
182
Penelitian Dr. Nani Djuangsih (1987) dari
UNPAD menemukan adanya residu DDT
pada ASI buruh tani. Residu DDT tersebut
membahayakan ibu dan bayinya. Selain itu,
sayuran yang terkena pestisida pun menjadi
tidak aman dikonsumsi keluarga. Di
lingkungan rumah tangga, pemakaian obat
nyamuk, pemutih pakaian, dan pembersih
lantai, mengakibatkan perempuan berpotensi
tercemar zat-zat beracun. Dalam jangka
panjang zat-zat beracun tersebut berdampak
buruk pada kesehatannya. Misalnya gangguan
hormon, infertilitas, gangguan syaraf, dan
melemahnya sistem imunisasi tubuh.
(Sumber:
www.menegpp.go.id
, dengan pengubahan)
Dalam proses diskusi dengan bahan wacana di atas akan
muncul berbagai pendapat atau tanggapan, misalnya seperti berikut.
1.
Saya sependapat dengan pernyataan bahwa perempuan
dapat menjadi “motor” dalam upaya menghemat energi.
Selain itu, saya juga berpikir bagaimana supaya perempuan
juga memiliki hak untuk menjadi motor penggerak di bidang
lainnya. Untuk itu, sebagai kaum perempuan, saya sangat
mendukung dengan upaya-upaya penyetaraan gender yang
dilakukan oleh banyak pihak.
2.
Menyikapi kenyataan mengenai dampak lingkungan yang
disandang oleh kaum perempuan, saya berpendapat bahwa
pemerintah dengan instansi yang terkait beserta kita semua
sangat perlu untuk melakukan upaya-upaya antisipasi
terhadap dampak pencemaran yang lebih jauh.
Apabila kalian tidak setuju atau kurang sependapat dengan
pendapat di atas, kalian dapat menyampaikan ketidaksetujuan kalian
dengan menyampaikan sanggahan. Perlu kalian ingat, bahwa dalam
menyampaikan sanggahan, harus melalui izin moderator diskusi
terlebih dahulu guna menjaga tertibnya diskusi. Selain itu, kalian
juga harus mengungkapkan alasan ketidaksetujuan, upaya
memberikan solusi, serta menjaga etika berdiskusi lain, seperti
penggunaan bahasa yang santun, ilmiah, komunikatif, dan tidak
bertele-tele.
Berkenaan dengan proses diskusi selanjutnya, mungkin akan
muncul berbagai tanggapan yang berupa pertanyaan, masukan,
kritik, dan sanggahan. Tanggapan tersebut misalnya sebagai
berikut.
a.
Sanggahan terhadap pernyataan 1 mengenai pemikiran
kembali tentang upaya untuk menjadikan kaum wanita
sebagai motor penggerak di berbagai bidang. Tidak semua
bidang tepat dan sesuai ditangani oleh kaum wanita.
Perjuangan-perjuangan penyetaraan gender yang dilakukan
oleh banyak pihak harus memperhitungkan batas-batas
kemampuan kaum wanita itu sendiri.
Bingkai Bahasa
Pada paragraf pertama
terdapat kata
produk
,
yang berarti hasil. Kata
produk
merupakan kata
serapan dari bahasa
asing, yaitu bahasa
Inggris:
product
yang
berarti hasil. Contoh kata
serapan yang lain:
alternatif, sistem,
signifikan (Inggris),
manfaat, hakiki, hakikat
(Arab), dan sebagainya.
Penulisan kata serapan
yang telah dibakukan ke
dalam bahasa Indonesia
harus menyesuaikan
kaidah baku bahasa
Indonesia. Adapun kata-
kata asing yang belum
dibakukan ke dalam
bahasa Indonesia
penulisannya dibedakan
atau diberi tanda tertentu
(biasanya garis bawah,
cetak miring, atau diberi
tanda petik).
Untuk menambah
pengetahuanmu mengenai
kebahasaan, carilah kata-
kata serapan yang terda-
pat dalam bacaan
“Perempuan dan
Lingkungan Hidup”!
Tentukan juga asal dan
ejaan kata-kata serapan
tersebut sebelum
dibakukan ke dalam
bahasa Indonesia!
Pelajaran 10 Emansipasi
183
b.
Saya sependapat dengan pernyataan bahwa perempuan
dapat menjadi “motor” dalam upaya menghemat energi.
Namun demikian, pemikiran mengenai upaya untuk
menjadikan kaum wanita sebagai motor penggerak di
berbagai bidang, menurut saya harus dipikirkan kembali
secara masak. Menurut pemikiran saya, tidak semua bidang
tepat dan sesuai ditangani oleh kaum wanita. Contoh di
antaranya adalah perempuan sebagai kepala keluarga yang
dalam keluarga tersebut terdapat pria yang mampu
memimpin. Jadi, menurut saya, perjuangan-perjuangan
penyetaraan gender yang dilakukan oleh banyak pihak harus
memperhitungkan batas-batas kemampuan kaum wanita
itu sendiri.
Uji Kemampuan 2
Persiapkan kelompokmu untuk mengadakan diskusi dengan bahan
diskusi wacana di bawah ini! Perhatikan etika dan ketentuan diskusi
yang baik guna mendapatkan solusi dari permasalahan yang ada!
Kerusakan lingkungan sering kali terjadi
dikarenakan konversi lahan pertanian ke
nonpertanian serta berkurangnya kawasan
hutan lindung yang disebabkan oleh
ketidakpedulian terhadap pelestarian
lingkungan. Hal ini sering kali diperparah
oleh ketimpangan pola hubungan antara
perempuan dan laki-laki. Masih banyak
perempuan yang dikesampingkan dalam
pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan pengelolaan lingkungan.
Sebagai contoh kehadiran Revolusi Hijau
(perubahan cara bertani secara tradisional ke
modern) yang menggunakan alat-alat berat
juga menyebabkan partisipasi perempuan
berkurang. Padahal, perempuan mempunyai
keunggulan dalam pemilahan benih,
penyimpanan hasil pertanian, dan
pengelolaan keuangan. Pada masyarakat
tradisional di pedalaman, perempuan juga
merupakan pengelola dan sumber
pengetahuan akan potensi keanekaragaman
hayati sebagai bahan makanan sehari-hari
maupun yang berkhasiat sebagai obat.
Perempuan dan Lingkungan Hidup
(Akses Perempuan dalam Pengelolaan Lingkungan)
Kebijakan lingkungan hidup di Indone-
sia tidak membedakan peran perempuan dan
laki-laki. Namun pada kenyataannya, sering
kali tidak ada akses dan partisipasi perempuan
dalam pengambilan keputusan atau
kebijakan pembangunan di sekelilingnya.
Oleh karena itu, kaum perempuan tidak
terwakili keperluannya serta tidak mempunyai
kontrol terhadap perkembangan
pembangunan.
Sebagai contoh, perempuan yang
seharusnya dapat mengatur sendiri keberadaan
dapur tradisionalnya (sebagai tempat yang
dapat membahayakan kesehatannya),
terkadang harus menunggu keputusan orang
lain dalam menentukan kondisi dapurnya.
Dalam perspektif itu, Kementerian
Lingkungan Hidup menggulirkan Program
Warga Madani. Program ini mempunyai misi
memberdayakan masyarakat agar secara efektif
dapat memengaruhi pengambilan keputusan
di bidang pelestarian lingkungan dengan tidak
membedakan kepentingan perempuan dan
laki-laki. Melalui program ini diharapkan
Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2
184
masyarakat dapat melakukan secara aktif
tuntutan (
demand
) mendapatkan lingkungan
yang bersih dan sehat. Selain itu, masyarakat
berkehendak dalam menjalankan inisiatif
lokal dalam menghadapi masalah lingkungan
di sekitarnya.
UU No. 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
•
“Setiap manusia mempunyai hak yang sama
terhadap lingkungan yang baik dan sehat”.
•
“Setiap manusia berkewajiban memelihara
kelestarian fungsi lingkungan hidup serta
mencegah dan menanggulangi pencemaran
dan kerusakan lingkungan hidup”.
(Sumber:
www.menegpp.go.id
, dengan pengubahan)
Kerjakan sesuai dengan perintah di buku tugas!
1.
Apakah tema yang diangkat dalam wacana tersebut?
2.
Ungkapkan beberapa kemungkinan pendapat yang masuk
dalam diskusi dengan bahan wacana di atas!
3.
Ajukan beberapa pertanyaan terkait dengan persoalan yang
kamu diskusikan!
4.
Ungkapkan lima tanggapan sebagai pendukung terhadap
kemungkinan pendapat yang ada dalam diskusi, sebagai
ungkapan kesetujuanmu!
5.
Sertakan alasan-alasan yang logis dalam ungkapan pendukung
dengan menggunakan bahasa yang komunikatif dan etika
dalam berdiskusi.
6.
Ungkapkan lima tanggapan sebagai sanggahan terhadap
kemungkinan pendapat yang ada dalam diskusi, sebagai
ungkapan ketidaksetujuanmu!
7.
Sertakan alasan-alasan yang logis dalam ungkapan sanggahan
dengan menggunakan bahasa yang komunikatif dan etika
dalam berdiskusi!
C. Mengenali Ciri-ciri Umum Puisi dari Buku
Antologi Puisi
Puisi merupakan bagian dari karya sastra yang memiliki ciri
dan karakter yang membedakan dengan bentuk karya sastra
lainnya. Dalam puisi terdapat adanya aturan mengenai persajakan,
rima, dan kebaitan. Adapun antologi puisi adalah buku yang memuat
kumpulan puisi, baik dari seorang penyair atau beberapa penyair.
Biasanya dalam sebuah antologi puisi terdapat banyak puisi.
Dapatkah kalian menganalisis puisi dari sebuah antologi puisi
untuk menentukan ciri umum puisi? Sebagai bahan referensi,
simaklah puisi berikut dengan cermat beserta pembahasannya!
Tujuan Pembelajaran
Tujuan belajar kalian
adalah dapat menge-
nali dan menentukan
ciri-ciri umum puisi
dari buku antologi
puisi.
Pelajaran 10 Emansipasi
185
I.
Pada Gelombang
Karya: Tri Astoto Kodarie
biarkan kukabarkan kepada burung-burung yang melintas
di warna kelam langit tanpa batas
lepaskanlah segera gelombang di tanganmu
yang kau genggam erat-erat sewaktu kita bertemu
wajahmu telah lama terdampar di pulau karang
kutahu ketika tangis air matamu mengerang
tapi masih tetap kaudengar gemuruh gelombang
memercikkan buih di alis matamu yang bimbang
malam tak juga melepaskan dingin yang kaukirim
perahumu mengapung di punggung musim
sebab pelayaran telah menjelma menjadi benua tua
memainkan buih dengan senandung berair mata
(
Horison
, Juni 2004)
II.
Lagu Batin
Karya: Dorothea Rosa Herliany
inilah lagu batinku, suarasuara angin di antara musim
salju, daundaun membeku, rantingranting tak bergoyang,
dan burungburung yang mati kedinginan
biarlah akhirnya hanyut oleh suarasuara sungai mengalir,
dari negeri mimpi, biarlah akhirnya cuma bergumam
dalam pukulan batubatu karang, biarlah akhirnya pulas
oleh alunan riakriak, takkan diam hatiku memetikkan
dawaidawai gitar menghiburmu!
(Antologi Puisi,
Kempompong Sunyi
, Balai Pustaka)
Beberapa hal yang dapat kalian catat berkaitan dengan puisi-
puisi tersebut yaitu berkaitan dengan diksi, bentuk penulisan, dan
makna-makna yang dikandungnya. Pilihan kata atau diksi yang
digunakan dalam puisi-puisi di atas cenderung singkat, padat, dan
penuh makna kias. Contoh hal tersebut dapat kalian lihat pada
puisi kedua baris pertama
inilah lagu batinku ....
Rangkaian kata
tersebut dapat berarti
inilah perasaan dan suasana yang aku
alami,
atau
inilah keadaan atau perasaan yang ingin saya
ungkapkan
atau
sampaikan.
Makna kias dari puisi-puisi tersebut dapat dilihat dari
penggunaan majas-majas dalam beberapa baris yang sangat
Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2
186
tampak. Contoh penggunaan majas personifikasi di antaranya
malam tak juga melepaskan dingin yang kaukirim, perahumu
mengapung di punggung musim
(puisi 1); majas asosiasi di
antaranya
takkan diam hatiku memetikkan dawaidawai gitar
menghiburmu
(puisi 2); majas metafora di antaranya
lepaskanlah
segera gelombang di tanganmu yang kaugenggam erat-erat
sewaktu kita bertemu
; dan sebagainya.
Unsur persajakan dan rima juga sangat kental dalam puisi-
puisi di atas. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa contoh, di
antaranya bunyi akhir tiap baris pada puisi I selalu memiliki keter-
kaitan antarbaris. Rima dari puisi-puisi di atas tampak pada keterkait-
an bunyi dalam tiap barisnya, contoh di antaranya bunyi [ U ] pada
perahumu mengapung di punggung musim
(puisi 1); bunyi
[ U ] dan [ ng ] pada
salju, daundaun membeku, rantingranting
tak bergoyang
(puisi 2); dan sebagainya.
Secara makna, puisi tidak dapat diartikan ke dalam satu makna
yang pasti. Makna yang diungkapkan dalam kata-kata puisi dapat
ditafsirkan dengan melihat konteks kalimat atau keseluruhan baris-
barisnya. Makna
takkan diam hatiku memetikkan dawaidawai
gitar menghiburmu
(puisi 2) dapat berarti
takkan berhenti
menghibur dengan senandung atau nyanyian
, atau dapat juga
takkan berhenti menghibur dengan perhatian atau kasih
sayang,
dan sebagainya.
Beberapa puisi di atas diambil dari antologi puisi yang berbeda.
Namun secara bentuk dan diksi, puisi-puisi tersebut menampakkan
kesamaan cirinya. Berdasarkan pembahasan mengenai puisi-puisi
di atas, ciri-ciri puisi secara umum dapat dituliskan sebagai berikut.
1.
Penulisan puisi dituangkan dalam bentuk bait yang terdiri atas
baris-baris, bukan bentuk paragraf seperti pada prosa dan dia-
log seperti pada naskah drama.
2.
Diksi yang digunakan dalam puisi biasanya bersifat kias, padat,
dan indah.
3.
Penggunaan majas sangat dominan dalam bahasa puisi.
4.
Pemilihan diksi yang digunakan mempertimbangkan adanya
rima dan persajakan.
5.
Setting, alur, dan tokoh dalam puisi tidak begitu ditonjolkan
dalam pengungkapan.
Pelajaran 10 Emansipasi
187
Uji Kemampuan 3
Bacalah puisi-puisi berikut dengan saksama!
Tuhanku Apatah Kekal?
Karya: Amir Hamzah
“Tuhanku, suka dan ria
Gelak dan senyum
Tepuk dan tari
Semuanya lenyap, silam sekali
Gelak bertukarkan duka
Suka bersalinkan ratap
Kasih beralih cinta
Cinta membawa wasangka ....
Junjunganku, apatah kekal
Apatah tetap
Apatah tak bersalin rupa
Apakah baka sepanjang masa ....
Bunga layu disinari matahari
Makhluk berangkat menepati janji
Hijau langit bertukar mendung
Gelombang reda di tepi pantai
Setangkai gagah beralih warna
Semerbak cempaka sekali hitung
Apatah lagi laguan kasih
Hilang semata tiada ketara ....
Tuhanku apatah kekal?
(Dalam
Amir Hamzah Sebagai Manusia dan Penyair
, 1996)
Rumah
Karya: Toto Sudarto Bachtiar
Kulihat dari cahya bulan di pekarangan
Serambiku kelam dan berudara sepi
Tidak ada suara, tiada pula bayangan
Kecuali sahabatku, semuanya pergi
Terkadang terasa perlunya ke rumah
Atau terasa perlunya tak pulang rumah
Bercerita dan berkaca pada hari-hari kupunya
Di rumahku besar sekali nubuha sebuah kisah
Kalau aku tiba terdengar suara berdetak tiba-tiba
Malu-malu hati sahabatku rupanya ikut bicara
Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2
188
Tanpa tekanan yang mendesak atau tinggi hati
Alangkah cintanya dia padaku
Terkadang sebelum masuk rumah
Aku melihat ke atap dan bertanya-tanya
Adakah dia di dalam, masihkah dia cinta
Alangkah besar rasanya hidup, bila hatiku tak gelisah
Kerjakan sesuai dengan perintah di buku tugas!
1.
Apa sajakah majas yang digunakan dalam puisi-puisi di atas?
Jelaskan!
2.
Bagaimanakah sifat diksi yang digunakan dalam puisi-puisi
tersebut?
3.
Jelaskan kenampakan persajakan dari puisi-puisi di atas!
4.
Tuliskan contoh-contoh penggunaan rima pada puisi-puisi di
atas!
5.
Tuliskan beberapa arti yang dapat kamu tangkap dari masing-
masing puisi!
D. Menulis Slogan dan Poster
Kalian tentu sering melihat slogan dan poster yang
terpampang di berbagai tempat umum, misalnya pinggir jalan raya.
Slogan dan poster merupakan salah satu bentuk penyampaian
informasi yang memiliki ciri-ciri tersendiri dibandingkan dengan
jenis penyampaian informasi lainnya. Agar sebuah slogan dan poster
dapat meyakinkan pembacanya, slogan dan poster harus dibuat
semenarik mungkin, baik secara isi maupun penampilan, dengan
kreativitas kalian.
Hal yang membedakan antara slogan dengan poster adalah
berikut.
1.
Isi atau muatan slogan berupa penjelasan mengenai tujuan
ideologi suatu organisasi, golongan, dan sebagainya.
2.
Isi atau muatan poster dapat berupa imbauan, ajakan, protes,
penawaran produk, upaya pendidikan, dan penyaluran aspirasi
tertentu.
Slogan dan poster biasanya dituangkan dalam bentuk plakat,
stiker, spanduk, baliho, dan sebagainya. Sebagai media informasi
visual dan bersifat luar ruangan (
outdoor
), terutama poster,
penggunaan format bahasa, bentuk tulisan, penyertaan gambar,
dan komposisi warna akan sangat berpengaruh terhadap minat
seseorang untuk membacanya.
Portofolio
1. Carilah dua buah puisi
dari buku antologi
puisi!
2. Bacalah puisi tersebut
dengan saksama!
3. Perhatikanlah majas
yang dipergunakan
dalam puisi tersebut!
Jelaskan!
4. Tentukan diksi yang
digunakan dalam
puisi-puisi tersebut!
5. Tulislah beberapa arti
yang dapat kamu
tangkap dari masing-
masing puisi!
Sumber:
Dok. Penerbit
Tujuan Pembelajaran
Tujuan belajar kalian
adalah dapat mem-
buat slogan dan pos-
ter untuk berbagai
keperluan dengan pi-
lihan kata dan kali-
mat yang bervariasi
serta persuasif.
Pelajaran 10 Emansipasi
189
Maka dari itu, pemasangan media tersebut biasanya dipilih
tempat-tempat strategis yang mudah dilihat oleh khalayak umum.
Perhatikanlah beberapa contoh slogan berikut!
Slogan
Poster
Setelah memerhatikan contoh slogan dan poster di atas, dapat
disimpulkan bahwa slogan dan poster merupakan bentuk
penyampaian informasi atau pemberitahuan yang berupa kalimat
pendek, singkat, sarat pesan, mudah diingat, dan menarik.
Uji Kemampuan 4
Kerjakan soal-soal berikut dengan cermat dan tepat!
1.
Perhatikan wacana berikut!
Pada awal Semester 2 tahun ini, kelasmu terpilih menjadi
kelas “favorit” yang paling berprestasi di sekolahmu. Gelar
favorit ini didasarkan atas rata-rata nilai prestasi kelas selama
satu semester.
2.
Buatlah beberapa slogan untuk kelasmu sebagai upaya
memotivasi semangat belajar dan mempertahankan prestasi
tersebut!
3.
Buatlah beberapa poster berkaitan dengan wacana tersebut
yang bertujuan untuk mengajak kelas lain saling berlomba
dalam meningkatkan prestasi!
4.
Buatlah slogan dan poster tersebut dengan penampilan yang
menarik di buku tugas!
PKK Fajar Mandiri
Hidup Bersosialisasi
Berkreativitas dan
Berprestasi
Saatnya WANITA
Tampil di Depan
Keluarga Bahagia
dengan
Emansipasi
Buang Sampah Sembarang
=
Tidak CINTA Lingkungan
Keberhasilan Membangun
Karier Bukan Berarti
Meninggalkan Urusan
Rumah Tangga
TAGIHAN
Tulislah slogan dan
poster dengan tema
emansipasi!
Buatlah di kertas gambar
dan warnailah!
Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2
190
RANGKUMAN
1. Mendeskripsikan alur sebuah novel
berarti memberikan penggambaran
mengenai jalan cerita dari novel
tersebut. Alur atau plot yaitu rangkaian
atau jalan cerita. Jenis-jenis alur
meliputi alur maju, alur mundur, dan alur
maju mundur.
2. Dalam menyampaikan persetujuan,
sanggahan, dan penolakan dalam
diskusi harus disertai dengan alasan
yang logis. Tanggapan disampaikan
guna menemukan solusi yang baik.
Bahasa yang digunakan dalam
menyampaikan tanggapan hendaknya
bahasa yang santun dan komunikatif.
3. Ciri-ciri umum puisi dalam buku
antologi puisi antara lain berbentuk bait;
diksi bersifat kias, padat, dan indah;
penggunaan majas sangat dominan;
serta diksi digunakan untuk
mempertimbangkan adanya rima dan
persajakan.
4. Slogan berbeda dengan poster. Slogan
berisi penjelasan mengenai tujuan
ideologi suatu organisasi, golongan, dan
sebagainya. Adapun poster berupa
imbauan, ajakan, protes, penawaran
produk, upaya pendidikan, dan
penyaluran aspirasi tertentu. Slogan
dan poster ditulis dengan kalimat yang
pendek, singkat, sarat pesan, mudah
diingat, dan menarik.
Evaluasi Pelajaran 10
Kerjakan di buku tugas!
1.
Simaklah petikan novel berikut dengan cermat!
Claire, Natasha, dan Kelas Seni Mr. Sommers
Claire sudah mengikuti kelas seni Mr.
Sommers sepanjang tahun. Beberapa karyanya
bagus. Mr. Sommers memberinya nilai A
untuk tugas membuat sampul buku roman.
Ia mendapat nilai C untuk buku anak-anak.
(Isi cerita buku itu lebih bagus daripada
sampulnya) Ia mendapat B
+
untuk tugas
membuat kolase. Perlu waktu sedikit lebih
lama baginya untuk menangkap gagasan
tentang kolase itu saat ia menyadari bahwa
gagasannya bisa apa saja, waktu yang tersedia
sudah tidak cukup untuk membayangkan
sesuatu yang spektakuler. Tapi, meski harus
memperbaiki kemampuannya dalam
menggambar figur, Claire tetap masih di atas
rata-rata, dengan nilai B rata-rata untuk kelas
seni.
Natasha duduk berseberangan dengan
Claire di kelas. Ia masuk kelas Mr. Sommers
agak belakangan tahun itu. Keluarganya
berasal dari Eropa Timur. Ia tidak begitu fasih
berbahasa Inggris. Sebagian besar nilainya
sangat bagus. Tapi masalah-masalah keluarga
membuat Natasha mesti bolos sekolah
setidaknya sehari dalam seminggu dan sering
kali hari ia tidak masuk kelas adalah hari saat
ada pelajaran seni.
Untuk tugas terakhir mereka, para
murid diwajibkan memilih sebuah artikel dari
surat kabar atau laporan dari berita televisi,
dan menciptakan karya dengan menggunakan
teknik-teknik serta media-media yang telah
mereka pelajari sepanjang tahun itu. Claire
mendapat nilai B untuk proyek tersebut, tapi
nilai itu tidak terlalu memengaruhi nilai rata-
ratanya: ia masih tetap termasuk murid B.
Tapi Natasha mendapat nilai rata-rata A
+
.
Claire merasa sangat marah.
Bagaimana mungkin itu terjadi? Memang
Natasha sangat bagus dalam kelas seni, tapi
dia jarang sekali hadir. Berhubung dia tidak
Pelajaran 10 Emansipasi
191
hadir, tugas tersebut diperolehnya seminggu
sesudah murid-murid lainnya. Itu tidak adil.
Semua teman Claire sependapat bahwa
Mr. Sommers telah berlaku tidak adil. Malah
Malik sudah menyiapkan petisi untuk
ditandatangani seisi kelas. Tapi Claire ingin
menangani urusan ini seorang diri. Ia
menemui Mr. Sommers.
“Menurut saya, tidak adil Anda mem-
berikan nilai A
+
pada Natasha untuk tugas
ini. Dia lebih sering absen daripada hadir,”
kata Claire.
“Natasha sangat bagus dalam kelas
seni, Claire,” sahut Mr. Sommers.
“Tapi dia baru saja mendapatkan tugas
itu. Ada di antara kami yang benar-benar
berusaha keras dalam kelas Anda. Pada bulan
September, Anda bilang kehadiran juga akan
menentukan nilai. Ada di antara kami yang
hadir setiap minggu. Mestinya itu
diperhitungkan.”
“Menurutku Natasha layak mendapat
nilai A
+
, dan itulah yang kuberikan padanya.
Itu tidak bisa diubah lagi.”
Claire ingin berkata, “Menurut saya,
Anda mesti mengubah nilainya sekarang
juga!” Tapi ia justru merasa kalah.
Mr. Sommers melanjutnya, “Kau ingin
aku berbuat apa?”
“Tidak perlu,” sahut Claire. “Saya
cuma ingin menyampaikan bahwa menurut
saya itu tidak adil.”
Lalu ia mengambil portofolionya dan
keluar dari dalam kelas.
Suasana ramai jam ganti pelajaran
terasa di sekitarnya. Anak-anak saling berteriak
di mana akan bertemu, pelajaran apa
berikutnya, siapa yang baru saja mendapat
pekerjaan. Claire mendengar loker-loker
dibanting dan teriakan gadis-gadis yang
mendapat kencan dengan cowok-cowok
keren.
Ia berjalan melewati kafeteria.
Sekonyong-konyong ia berbalik dan
memasukkan portofolionya ke tong sampah
besar di dekat pintu. Kemudian dua orang
akan melemparkan sisa-sisa makan siang
mereka spageti dan bakso ke dalam tong itu.
Claire mendorong pintu yang menuju aula,
hampir-hampir tak bisa menahan air matanya.
Sejenak ia duduk di bangku, mengasihani
dirinya sendiri. Kemudian ia kembali ke tong
sampah itu dan mengambil kembali
portofolionya dengan dua jari.
Dibersihkannya kumpulan karya itu ke bagian
tepi tong sampah, kemudian ia beranjak ke
kafeteria untuk mengambil serbet.
(
Stay Strong
; Terrie Williams)
Kerjakanlah dengan cermat dan benar!
a. Ada berapa jenis alurkah yang terdapat dalam petikan
novel tersebut? Jelaskan!
b. Secara umum, apakah jenis alur yang terdapat dalam
kutipan novel tersebut?
c. Deskripsikan jenis alur dalam kutipan tersebut dengan
menunjukkan data dari kutipan novel!
2.
Jelaskan pengertian setiap jenis alur!
3.
Sejauh manakah alur berperan dalam sebuah karya sastra?
Jelaskan!
Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2
192
4.
Bacalah bahan diskusi berikut dengan cermat!
Dilema Peran Ganda Perempuan Bekerja
Tersisa segumpal keraguan di benak
manusia-manusia modern saat menyaksikan
kiprah perempuan di bidang-bidang pekerjaan
produktif di luar rumah. Kendati makin
lumrah, tetapi pertanyaan tentang peran
keibuan seorang perempuan di dalam rumah
tangga masih senantiasa digemakan. Seakan-
akan perempuan tidak dinilai cukup sukses
apabila keberhasilan membangun karier tidak
dibarengi kesuksesan mengelola rumah
tangga.
Berakar dari pembagian kerja secara
seksual yang mulai aktif diberlakukan
pascarevolusi industri, saat modernisasi di
Eropa mulai menyebar bibit dan menyentuh
segala aspek kehidupan sosial. Jejak-jejak
pembagian kerja ini antara lain dapat
ditelusuri melalui kajian Smelser tentang
diferensiasi struktural yang menjadi salah satu
ciri modernisasi. Setiap fungsi yang bekerja
dalam suatu hierarki struktural memerlukan
pembedaan tugas yang jelas. Upaya
memodernkan diri sejadi-jadinya ini ternyata
menuntut diferensiasi berlaku pula pada
fungsi-fungsi gender.
Diferensiasi ini didukung pula oleh
keyakinan teoritisi Adaptasionis. Adaptasi
manusia menghasilkan pertumbuhan ukuran
otak yang karenanya terjadi perkembangan
tengkorak juga. Hal ini menimbulkan
kesulitan melahirkan pada nenek moyang kita.
Untuk mengompensasi kesulitan ini, maka
manusia cenderung melahirkan lebih awal
daripada makhluk lainnya. Sebagai akibatnya,
anak manusia lahir cenderung tidak
"sedewasa" binatang. Sementara anak
binatang telah mampu hidup mandiri dalam
hitungan bulan, anak manusia tetap
bergantung pada orang tuanya selama belasan
tahun hingga masa remaja (
teenage years
)
(Fisher, 1992).
Karena perempuan melahirkan dan
menyusui anak, lantas secara simplistik
dijadikan kandidat tunggal untuk mengasuh
anak. Selain itu, perempuan menjadi makin
dibebani urusan pengasuhan keluarga. Tidak
hanya mengurus anak-anak, tapi juga suami
dan bahkan kadang orang tua. Hal inilah yang
dianggap cikal bakal pembagian kerja secara
seksual oleh teoritisi Adaptasionis. Terlebih
karena dalam perkembangan selanjutnya,
perempuan melakukan tugas-tugas yang
“dekat rumah”, sementara kaum laki-laki
pergi berburu atau mencari nafkah lain (Buss,
1996).
(Sumber:
www.sinarharapan.co.id
, dengan
pengubahan)
Kerjakan sesuai dengan perintah!
a. Tuliskan pokok persoalan yang layak dijadikan bahan
diskusi dari wacana di atas!
b. Ungkapkan beberapa pendapat sebagai tanggapan
terhadap wacana di atas!
c. Ungkapkan pendukung terhadap pendapat yang ada
sebagai ungkapan kesetujuanmu! Sertakan alasan-alasan
yang logis dalam ungkapan sanggahanmu!
d. Ungkapkan sanggahan terhadap pendapat yang ada
sebagai ungkapan ketidaksetujuanmu! Sertakan alasan-
alasan yang logis dalam ungkapan sanggahanmu!
e. Catatlah usulan-usulan yang dapat kamu kemukakan
berdasarkan wacana di atas!
Pelajaran 10 Emansipasi
193
5.
Bacalah puisi berikut dengan saksama!
Namaku Toraja
Karya: Husni Djamaludin
di uratku deras mengalir sungai Sa'dang
tulang igaku tanduk-tanduk kerbau belang
nafasku angin pegunungan angin lembut di rumput ilalang
langit bapaku bumi ibuku
toraja namaku
benihku tumbuh di batu tumbuh di tanah
benihku padi di ladang padi di sawah
benihku julang di gunung tabah di lembah
benihku pohon-pohon kopi belukar damar-damar hutan cemara
namaku toraja
benihku tak hangus di api tak benam di air
benihku tak luka di badik tak koyak di tombak
benihku tak tebas di pedang tak tembus di panah
benihku langit kakeknya bumi neneknya
namaku toraja
(Sumber:
Horison
, Januari 2005)
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan cermat!
a. Bagaimanakah sifat diksi yang digunakan dalam puisi di
atas?
b. Jelaskan kenampakan persajakan dari puisi di atas!
c. Tuliskan lima contoh penggunaan rima pada puisi di atas!
d. Tuliskan beberapa arti yang dapat kamu tangkap dari puisi
di atas!
e. Analisislah unsur-unsur puisi pada puisi di atas! Jelaskan
dengan memberikan contohnya!
6.
Perhatikan wacana berikut!
Salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolahmu adalah
kegiatan cinta alam yang terorganisasi dalam kelompok pecinta
alam “Setia Giri”. Organisasi tersebut telah cukup terkenal di
wilayahmu karena kiprahnya dalam berbagai kegiatan
pelestarian lingkungan.
Kerjakan soal berikut dengan cermat!
a. Buatlah beberapa slogan untuk organisasi “Setia Giri”
sebagai upaya memotivasi semangat cinta alam dan
pelestarian lingkungan!
b. Buatlah beberapa poster kampanye yang bertujuan
mengajak masyarakat umum untuk peduli lingkungan!
Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2
194
Evaluasi Akhir
Kerjakan di buku tugasmu!
A. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat!
1. Bacalah paragraf yang berisi kutipan
laporan berikut!
Acara tanam pohon itu
berlangsung dalam suasana ceria. Anak-
anak SD Rawamangun melakukannya
sambil bermain dengan dibantu petugas
Koramil 02 Penjaringan, Jakarta Utara.
Genangan air tinggi yang merendam
rawa tidak menjadi hambatan bagi
anak-anak. Mereka tetap suka cita meski
harus berbasah-basahan.
(Sumber:
Jawa Pos
, 16 Desember 2007)
Hal pokok yang terdapat dalam kutipan
laporan di atas adalah ....
a. waktu
b. ruang dan tempat
c. orang yang terlibat
d. peristiwa-peristiwa penting
2. Perhatikan penggalan teks drama
berikut!
Moertomo :
Cukup! Hentikan penghi-
naan ini, Van Dijk! Tubuh-
mu penuh berlumuran
darah. Kau harus memper-
tanggungjawabkan darah
ini di hadapan Tuhan.
Van Dijk : Oho, rupanya luluh juga
hatimu melihat perempu-
an-perempuan yang ma-
lang ini ... Kau gadis
manis, bagimu kini giliran-
mu belum datang. Mung-
kin, yang ada kemungkinan
kali dan selaku orang yang
sedang mabuk bahagia,
aku akan berusaha
menyelamatkan engkau?
Gadis
:
Aku tidak mengemis
nyawa pada Tuan!
Van Dijk :
Akan kita lihat nanti ...
Hei kau ibu! Siapakah
dirimu? Kini giliranmu.
Ibu
: Tidak! Tidak! Biarkan aku
pulang. Demi kemanusia-
an aku punya anak dua
orang masih kecil-kecil.
Mereka terkunci. Jika aku
harus mati buat mereka,
aku akan menerima dengan
senang hati.
(menangis)
Perwatakan dari tokoh Van Dijk
adalah ....
a. kejam dan tidak berkemanusiaan
b. tegas dan penuh pengorbanan
c. lugu dan cinta tanah air
d. polos dan teguh pendirian
3.
“Non
kayaknya
Non perlu
nelpon
Bapak. Soalnya di sini
uda
sepi.
Udah
ngga
ada orang yang nunggu,” kata sopir
Tita yang tampaknya sudah kelelahan
mengangkat-angkat papan nama tersebut.
Dan sepertinya Tita juga baru menyadari
bahwa bandara sudah jauh sepi
dibandingkan saat mereka pertama
datang.
“Ya udah. Tita ke
telpon
umum
dulu. Jangan ke mana-mana
ya
.
Kalo
orangnya
udah
ketemu, suruh tunggu di
sini sampai Tita dateng,” perintah Tita.
(
Eiffel I’m In Love
, Rahmania Arunita)
Jenis alur yang terdapat dalam novel
remaja di atas adalah ....
a.
flashback
c . mundur
b. maju mundur
d.
maju
4.
Kami merancang taman ini untuk
wisata keluarga, sehingga kami
merancang kolam air bagi bangau tong
tong yang terbuka. Dengan demikian,
pengunjung dapat melihat secara
langsung.
Pertanyaan yang tepat untuk jawaban
narasumber di atas adalah ....
Bahasa Indonesia SMP Jilid 2
195
a. Bagaimanakah keberadaan Taman
Burung Candi Borobudur berkaitan
dengan penataan zonasi Borobu-
dur?
b. Apakah rancangan keberadaan
Taman Burung Candi Borobudur
memang dibuat secara terbuka?
c. Bagaimana dengan pembenahan
yang dilakukan seusai liburan ini?
d. Adakah keterkaitan secara manaje-
men antara Taman Wisata Candi
Borobudur, Taman Burung Candi
Borobudur, dan MURI?
5.
Demikian disampaikan anggota
Komisi XI DPR, Dradjad H. Wibowo,
kepada
Kompas,
Selasa di Jakarta. Seperti
diberitahukan, Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) menetapkan Burhanuddin
serta dua pejabat Bank Indonesia (BI),
Oey Hoey Tiong dan Rusli Simanjuntak.
sebagai tersangka kasus aliran dana
kepada anggota DPR.
(Sumber:
Kompas
, 30 Januari 2008)
Unsur berita yang terdapat dalam teks
berita di atas adalah ....
a. siapa dan apa
b. siapa dan mengapa
c. kapan dan mengapa
d. kapan dan bagaimana
6. Pemilihan diksi yang digunakan dalam
membuat puisi mempertimbangkan
adanya ....
a. tema
b. baris dan bait
c. majas dan kepadatan
d. rima dan persajakan
7.
Senja di Pelabuhan Kecil
Karya: Chairil Anwar
Buat Sri Ajati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tidak
berlaut,
menghembus diri dalam mempercaya
mau berpaut.
....
Unsur yang menonjol dalam petikan
puisi di atas adalah ....
a. majas
b. diksi
c. makna
d. persajakan dan rima
8.
Bisnis Lancar
Hidup Lebih Nyaman
Informasi di atas berupa ....
a . iklan
b. slogan
c. poster
d. pengumuman
9. Urutan yang tepat dalam surat dinas
adalah ....
a. kepala surat, nomor surat, perihal
surat, lampiran surat, serta tempat
dan tanggal penulisan surat
b. nama instansi, alamat yang dituju, isi
surat, tanda tangan dan nama terang
c. tempat dan tanggal penulisan surat,
nomor surat, perihal surat, lampiran
surat, dan alamat surat
d. tanggal penulisan surat, nama
instansi, tanda tangan dan nama
terang, serta perihal surat
10.
S
ementara itu, harga beras di
sejumlah pasar tradisional di Purwakarta
relativ stabil meski cenderung naik sejak
beberapa pekan terakhir. Beras kualitas
super atau kualitas I berkisar
Rp5.600,00 – Rp5.800,00 per kg.
Penyuntingan kata yang tepat adalah
....
a. kata Purwakarta menjadi purwa-
karta
b. kata relativ menjadi relatif
c. kata kualitas menjadi kwalitas
d. penulisan Rp5.600,00 dipisah
menjadi Rp 5.600,00
Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2
196
11. Kata berimbuhan
ke-an
yang mempu-
nyai makna tempat terdapat pada
kalimat ....
a. Lahan persawahan dan sebagian
permukiman di tiga kecamatan
tercemar logam berat berbahaya
dari limbah industri.
b. Dalam upaya meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan
krama subak, sudah dilakukan studi
banding di sekolah lapangan serta
pembinaan dari instansi terkait.
c. Lingkungan mereka mengalami
kerusakan akibat pengeprasan bukit
di kawasan industri candi.
d. Galuh telah mengambil keputusan,
bahwa ia akan menghadiri acara
perpisahan sahabatnya.
12. Berikut kalimat yang mengandung
kata sapaan adalah ....
a. Menurut Marius Wijayarta, diperlu-
kan peninjauan perundang-undang-
an di bidang kesehatan untuk
menurunkan harga obat.
b. Keesokan harinya Ninda berkepu-
tusan untuk belajar mandiri dengan
cara tinggal di asrama.
c. Pemirsa, sedikitnya obat yang
dikeluarkan oleh produsen farmasi
ditengarai sebagai penyebab
mahalnya obat di Indonesia
dibandingkan dengan di luar negeri.
d. Hamid mengakui bahwa banyak
terdapat kendala dalam pengem-
bangan SMP terbuka.
13.
Dengan pengolahan yang baik, usaha tani
tanaman pangan di lahan kering dapat
memberikan pendapatan dengan
keuntungan bersih Rp2.214.425/ha.
Arti konfiks
pen-an
pada kata
penda-
patan
dalam kalimat di atas adalah ....
a . kumpulan
c .
proses
b. alat
d. hasil
14. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam menulis laporan,
kecuali
....
a . subjektif
b. mengungkapkan secara lengkap
c. tidak memasukkan pendapat pribadi
d. sistematis
15. Keaktoran dalam menanggapi pemen-
tasan drama mencakup hal berikut,
kecuali
....
a. penjiwaan
c. ekspresi
b. kostum
d.
suara
B . Jawablah soal-soal berikut dengan tepat!
1. Buatlah sebuah surat dinas yang
berkenaan dengan kegiatan sekolah!
2. Tulislah sebuah naskah drama dengan
keaslian idemu!
3. Buatlah lima pertanyaan wawancara
dengan narasumber seorang pakar
kesehatan!
4. Apakah perbedaan antara slogan
dengan poster?
5. Buatlah sebuah puisi bebas dengan
memerhatikan unsur persajakan!
Daftar Pustaka
197
Adidarmodjo, Gunawan. 1985.
Pandu Bahasa: Penuntun Praktis
Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar untuk
Sekolah Menengah.
Klaten: Intan Pariwara.
Alwi, Hasan. 2003.
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
.
Jakarta: Balai Pustaka.
Anwar, Chairil. 2004.
Aku Ini Binatang Jalang
. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Arunita, Rachmania. 2003.
Eiffel I’m in Love
. Jakarta: Terrant
book.
Astuti, Ismi Dwi. 2004.
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang
Responsif Gender dalam Rangka Peningkatan
Ekonomi Perempuan dalam Mendukung
Pembangunan Berkelanjutan.
Surakarta: Makalah
dalam Seminar Nasional Peningkatan Peran Perempuan.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006.
Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa In-
donesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/
Madrasah Dasar Tsanawiyah (MTs).
Jakarta: BSNP.
Bardy, L. 1985.
Ungkapan dan Peribahasa.
Klaten: Intan
Pariwara.
Budianta, Melani, dkk. 2002.
Membaca Sastra: Pengantar
Memahami Sastra untuk Perguruan Tinggi
. Magelang:
Indonesia Tera.
Brooke, Rupert.
Orang Asing
.
Damono, Sapardi Djoko. 2003.
Membunuh Orang Gila
. Jakarta:
Penerbit Buku Kompas.
Dananjaya, Andreas A. 2001.
Dongeng Kuno
.
Depdikbud. 2002.
KBBI
. Jakarta: Balai Pustaka.
Djajasudarma, Fatimah T, dkk (ed.). 1996.
Bahasa dan Sastra
Indonesia.
Bandung: HPBI dan Pustaka Wina.
Echols, Jhon. M dan Hassan Shadily. 1984.
Kamus Inggris – In-
donesia.
Jakarta: Gramedia.
Ereste, En Jacob. 1988.
Bunga Rampai: Menggugat Wanita,
Sastra dan Budaya Kita.
Bandung: Binacipta.
Hanindawan, 2000.
Mengasah Pisau Cukur
. Solo.
Herliany, Dorothea Rosa.
Kepompong Sunyi
. Jakarta: Balai
Pustaka.
Daftar Pustaka
Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2
198
Hornby, Nick. 2002.
Anak Itu dan Aku
. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Harymawan, R.M.A. 1993.
Dramaturgi.
Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Junus, Umar. 1989.
Stilistik: Suatu Pengantar.
Kuala Lumpur:
Dewan Bahasa dan Pustaka – Kementerian Pendidikan
Malaysia.
Kundera, Milan. 2005.
Badai Daun
. Jakarta: Gramedia.
Kuroyanagi, Tetsuko. 2003. Totto–chan:
Gadis Cilik di Jendela
.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kridalaksana, Harimurti, dkk (ed). 1992.
Pembentukan Kata
dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Mahayana, Maman S. 1992.
Ringkasan dan Ulasan Novel In-
donesia Modern.
Jakarta: Gramedia Widiasarana.
Mangunwijaya, Y.B. 1982.
Sastra dan Religiusitas.
Jakarta: Sinar
Harapan.
Mihardja, Achdiat K.
Pakaian dan Kepalsuan
.
Murtini. 1993.
Pengantar Pengkajian Cerita Rekaan.
Surakarta:
UNS Press.
Murtono, Sri. 1990.
Struktur Bahasa Indonesia Baku Jilid 1.
Surakarta: Teguh Karya.
Nafiah, Hadi. A. 1981.
Anda Ingin Jadi Pengarang?
Surabaya:
Usaha Nasional.
Noer, Arifin C. 1989.
Sumur Tanpa Dasar
. Jakarta: PT Temprint.
Nurcahyo, Eko M. 2004.
Anggur dalam Pot
. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Pamungkas. 2003.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Yang Disempurnakan (EYD).
Surabaya: Giri Surya.
Pane, Armijn. 2002.
Habis Gelap Terbitlah Terang
. Jakarta: Balai
Pustaka.
Purwo, Bambang Kaswanti (ed.). 1989.
Serpih-Serpih Telaah
Pasif Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Kanisius.
Ramlan, M. 1987.
Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif.
Yogyakarta: Karyono.
Rendra, W.S. 1999.
Orang-orang Kasar
.
Riantiarno, N. 1986.
Opera Kecoa
.
Sarpian, T. 2005.
Bertanam Cabai Rawit dalam Polybag.
Jakarta:
Penebar Swadaya.
Daftar Pustaka
199
Soegiarta. 1984.
Glosaria: Istilah Bahasa dan Sastra.
Klaten:
Intan Pariwara.
Soemanto, Bakdi. 2001.
Jagat Teater.
Yogyakarta: Media
Pressindo.
Sofyan, Oyon (ed.). 2004.
Warta
Tahun V Nomor 1, Januari –
Februari 2004
.
Jakarta: Yayasan Dokumentasi Sastra
H.B. Jassin.
Spark, Nicholas. 2002.
Kan Kukenang Selalu
. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Spears, Britney dan Lynne. 2002.
Karunia yang Terindah
.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka utama.
Sudarsa, Caca, dkk (ed.). 1991.
Surat-Menyurat dalam Bahasa
Indonesia.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa – Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Sugondo, dkk (ed.). 2003.
Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid
1.
Jakarta: Pusat Bahasa – Departemen Pendidikan
Nasional.
______ . 2003.
Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 2.
Jakarta:
Pusat Bahasa – Departemen Pendidikan Nasional.
Sunaryo, Adi dan Hermanu Maulana. 1994.
Pedoman
Penyuntingan Kamus Bahasa Indonesia.
Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Suparno, Indriati. 2004.
Peran Pemberdayaan Perempuan dalam
Pengelolaan Sumber Daya Alam untuk Kesejahteraan
Keluarga.
Surakarta: Makalah dalam Seminar Nasional
Peningkatan Peran Perempuan.
Suryono. 1985.
Intisari Bahasa Indonesia.
Pati: Diktat.
Taylor, Harold. L. 1993.
Delegasi: Kunci Manajemen yang
Berhasil.
Jakarta: Binarupa Aksara.
Teeuw, A. 1980.
Tergantung pada Kata: Sepuluh Sajak Indo-
nesia.
Jakarta: Pustaka Jaya.
Thufail, Ibn. 2003. Hayy bin Yaqdzon:
Manusia dalam Asuhan
Rusa
. Yogyakarta: Navila.
UNHAS, Gypsona Group. 2005.
Penyaringan Air Minum secara
Sederhana di Pedesaan
. Jakarta: Balai Pustaka.
Verhaar, J.W.M. 1996.
Asas-Asas Linguistik Umum
. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Wijaya, Putu. 1988.
Gress.
Jakarta: Balai Pustaka.
Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2
200
Williams, Terrie. 2002.
Stay Strong
. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Yusra, Abrar (ed.). 1996.
Amir Hamzah 1911 – 1946: Sebagai
Manusia dan Penyair.
Jakarta: Yayasan Dokumentasi
Sastra H.B. Jassin.
Yeon, Oh Soo. 2002.
Cinta Tanpa Akhir
. Jakarta: PT Grasindo
1997.
Ensiklopedi Nasional Indonesia
. Jakarta: PT Delta
Pamungkas.
2004.
Atlas Indonesia dan Dunia
. Surabaya: PT Karya Pembina
Swajaya.
Sumber Bacaan
:
•
Harian Kompas, Jawa Pos, Republika, Koran Tempo, Seputar
Indonesia.
•
Buku petunjuk dispenser UCHIDA, kemasan obat neo napacin.
•
Buku Petunjuk Telepon 2007, Telkom Solo.
•
Majalah Intisari 2006, Majalah Semangat.
•
Berita SCTV, Berita Metro TV.
Situs
:
•
http://www
.cybersastra.net
http: //ww
.or
.id.
•
http://www
.republika.com
•
http://www
.republika.co.id.
•
http://www
.yogyes.com
•
http://www
.nusaindah.tripod.com
•
http://www
.tokohindonesia.com
•
http://www
.menegpp.go.id
•
http://www
.sinarharapan.co.id
Glosarium
201
Glosarium
Adaptasi
: penyesuaian diri.
Administrasi
: secara administrasi.
Alias
: atau.
Alto
: nada yang mencakup suara terendah
wanita dan suara tertinggi pria.
Apatis
: tidak peduli.
Barbar
: tidak beradap.
Bikin
: membuat.
Bilang
: berkata.
Birokrasi
: sistem pemerintahan yang dijalankan
oleh pegawai pemerintah karena telah
berpegang pada hierarki dan jenjang
jabatan.
Boulevard
: jalan besar.
Bulog
: badan logistik.
Coagulant
: bahan kimia yang diperlukan pada air
untuk membantu pengendapan
partikel yang kecil yang tidak dapat
mengendap dengan cara gravitasi.
Cuff
: alat yang dilingkarkan pada lengan
untuk memompa udara pada saat
mengukur tekanan darah.
Demand
: permintaan/tuntutan.
Depresi
: gangguan jiwa karena tertekan/
tekanan.
Dialektik
: seni berpikir secara teratur logis dan
teliti.
Dibarengi
: diimbangi.
Diprediksi
: diperkirakan.
Disarati
: dipenuhi.
Distribusi
: penyaluran ke beberapa tempat atau
orang.
Disuplai
: dibekali.
Ditempa
: dipukul-pukul.
Diselewengkan
: disalahgunakan.
Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2
202
Ekosistem
: keanekaragaman suatu komunitas
dan lingkungan yang berfungsi seba-
gai suatu satuan ekologi dalam alam.
Ekspansi
: perluasan wilayah suatu negara
dengan menduduki wilayah negara
lain.
Ekspresi
: pengungkapan.
Ekstra
: luar biasa.
Emergency
: darurat.
Enggak
: tidak.
Enggan
: malas.
Ensiklopedia
: buku yang menghimpun keterangan
atau uraian tentang berbagai hal
dalam bidang seni dan ilmu
pengetahuan, yang disusun menurut
abjad atau menurut lingkungan ilmu.
Entar
: nanti.
Entri
: kata dalam kamus beserta penjelasan
maknanya dengan tambahan
penjelasan.
Felt
: bulu kempa atau kain tenun yang
dibuat dari benang kapas atau asbes
yang ditempa untuk bahan topi.
Figur
: bentuk, wujud, atau tokoh.
Foundation
: alas bedak.
Gacuk
: benda pipih yang dilemparkan ke
setiap kotak dan harus dilompati pada
saat bermain, bahannya dapat berupa
kereweng (pecahan genteng) ataupun
pecahan tegel.
Gara-gara
: kelakar; lelucon.
Harmonisasi
: upaya mencari keselarasan.
Healt stats international
: perusahaan alat kedokteran di
Singapura.
Impor
: pemasukan barang dari luar negeri.
Improvisasi
: tanpa persiapan lebih dulu.
Indeks
: daftar kata yang terdapat dalam buku
cetakan yang tersusun secara abjad
yang memberikan informasi menge-
nai halaman tempat kata itu ditemu-
kan.
Glosarium
203
Indikasi
: tanda-tanda atau petunjuk.
Infeksi
: kemasukan bibit penyakit atau tertular
penyakit.
Ingkling
: permainan dengan cara berjalan atau
melompat dengan satu kaki.
Ingkling kitiran
: permainan ingkling yang bentuknya
seperti kitiran.
Ingkling saruk
: permainan ingkling yang gacuknya
ditendang menggunakan ujung kaki.
Innocent
: tidak bersalah.
Institusi
: lembaga.
Intensitas
: keadaan tingkatan atau ukuran inten-
sitasnya.
Interview
: wawancara.
Intonasi
: lagu kalimat.
Instropeksi
: koreksi terhadap diri sendiri.
Ironis
: bersifat bertentangan dengan yang
seharusnya terjadi.
Istal
: kandang kuda.
Jimat
: azimat.
Kafetaria
: kedai makanan dan minuman.
Ketangkep
: tertangkap.
Kolase
: komposisi artistik yang dibuat dari
berbagai bahan (kain, kertas, kayu)
yang ditempelkan pada permukaan
gambar.
Kondusif
: memberi peluang pada hasil yang
diinginkan yang bersifat mendukung.
Konferensi
: rapat atau pertemuan untuk berunding
atau bertukar pendapat mengenai
suatu masalah yang dihadapi
bersama.
Konversi
: perubahan dari satu bentuk ke bentuk
yang lain.
Korupsi
: penyalahgunaan uang negara untuk
keuntungan pribadi.
Laptop
: komputer pribadi yang agak kecil
yang dapat dibawa-bawa biasanya
dilengkapi dengan baterai isi ulang.
Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2
204
Lelang
: penjualan di hadapan orang banyak
(dengan tawaran yang atas mengata-
si) dipimpin oleh pejabat lelang.
Loker
: lemari yang biasanya dipakai di
sekolah atau di stasiun.
Mayoritas
: jumlah orang terbanyak yang
memperlihatkan ciri tertentu.
Mediator
: perantara.
Mengapresiasi
: melakukan pengamatan atau penilai-
an.
Mengonfirmasi
: menegaskan.
Menjamahi
: mengurangi.
Modus operandi
: cara atau teknik yang berciri khusus
dari penjahat dalam melakukan
aksinya.
Mortar
: campuran semen, pasir, dan kapur
mati untuk menempelkan batu bata.
Motivasi
: dorongan yang timbul pada diri
seseorang secara sadar atau tidak
sadar untuk melakukan tindakan.
Muskil
: sukar; pelik; sulit.
Nagih
: meminta.
Nggak
: tidak.
Noncombat
: tidak berperang.
Optimistis
: penuh harapan.
Paradigma
: kerangka berpikir.
Panitera
: pejabat kantor sekretariat pengadilan.
Pascarevolusi
: sesudah perubahan besar-besaran.
Pelawah
: ruang resonansi pada alat musik.
Perlente
: suka berpakaian rapi.
Pesimistis
: bersikap ragu akan kemampuan.
Pingin
: ingin.
Playstation
: tempat atau pusat bermain.
Playhouse
: gedung komiditi atau taman bermain
anak-anak.
Portofolio
: kertas tugas yang dikumpulkan dan
dinilai oleh guru.
Praktisi
: pelaksana.
Pressure
: tekanan.
Glosarium
205
Pulsasi
: denyutan/getaran jantung atau nadi.
Rehabilitasi
: pemulihan kepada kedudukan yang
semula.
Reklamasi
: bantahan atau sanggahan.
Reng
: bilah (bambu, kayu) yang dipasang
melintang pada kasan untuk
sangkutan genting.
Residu
: ampas atau endapan.
Responden
: penjawab dalam penelitian.
Respons
: tanggapan atau reaksi.
Revolusi hijau
: perubahan cara bertani secara
tradisional ke modern.
Reward
: penghargaan.
Riset
: penyelidikan suatu masalah secara
bersistem, kritis, dan ilmiah.
Sayembara
: perlombaan untuk memperebutkan
hadiah.
Sedimen
: benda padat berupa serbuk yang
terpisah dari cairan dan mengendap
di dasar bejana.
Sensor
: elemen yang mengubah sinyal fisik
menjadi sinyal elektronik.
Subsidi
: bantuan.
Simplistik
: bersifat sangat sederhana.
Solusi
: penyelesaian.
Sound system
: sistem pengeras suara.
Speaker
: pengeras suara.
Spot
: bintik atau tempat.
Suplai
: bekal.
Sustainable development
: pembangunan berkelanjutan.
Tape recorder
: radio yang dapat digunakan untuk
menyetel kaset.
Tenor
: jenis suara tertinggi untuk orang laki-
laki.
Terealisasi
: terwujudkan.
Udah
: sudah.
Well
: baik.
Zodiak
: ramalan bintang.
Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2
206
Indeks Istilah
adaptasi, 192
administratif, 9
alias, 37
alto, 121
alur, 15, 17, 111
amanat, 15, 17, 111
antagonis, 112, 126
apatis, 91
barbar, 6
bikin, 25, 147, 165
bilang, 12
birokrasi, 94
boulevard, 35, 36
bulog, 11
coagulant, 122
cuff, 107
demand, 184
depresi, 141
dialektik, 16, 17
dibarengi, 147
diksi, 112
disarati, 94
diskusi, 108
diprediksi, 11
diselewengkan, 12
disuplai, 11
distribusi, 12
ditempa, 55
drama, 15, 31, 56, 71, 97
ekosistem, 91
ekspansi, 111
ekspresi, 31, 34, 58, 72
ekstra, 8
emergency, 11
enggak, 89
enggan, 147
entar, 147
ensiklopedia, 38, 40
entri, 39
felt, 126
figur, 190
gacuk, 37
gara-gara, 86
harmonisasi, 121
healt stats international, 107
impor, 11
improvisasi, 69, 74, 76
indeks, 38, 39, 40
indikasi, 107
infeksi, 107
ingkling, 37, 38
ingkling kitiran, 37
ingkling saruk, 37
innocent, 142
institusi, 8, 77
intensitas, 12
interview, 147
intonasi, 59, 72, 86
instropeksi, 55
ironis, 12
istal, 180
jimat, 38
kafetaria, 191
kapitalisasi, 11
ketangkep, 12
kolase, 190
kondusif, 6
konferensi, 11
konversi, 181
korupsi, 16
laptop, 8, 120
latar, 15, 18, 112
lelang, 12
loker, 191
majas, 112, 185
mayoritas, 8
mediator, 6
mengapresiasi, 8
mengonfirmasi, 8
menjamahi, 35
modus operandi, 12
mortar, 43
motivasi, 27
muskil, 95
nagih, 16
narasumber, 10, 11, 94
nggak, 11, 12
noncombat, 6, 7
novel, 96, 111
optimistis, 11
paradigma, 100
parlente, 16
pesimistis, 12
pingin, 93
pascarevolusi, 192
pelawah, 20
playhouse, 127
playstation, 37, 101
portofolio, 197
poster, 188
praktisi, 8
pressure, 95
protagonis, 112, 126
puisi, 135
pulp, 95
Indeks
207
pulsasi, 107
realitas, 16
rehabilitasi, 12
reklamasi, 100
reng, 20
residu, 182
responden, 24
respons, 22, 94, 114, 153
revolusi hijau, 183
reward, 134
rima, 135
riset, 9
sajak, 186
sayembara, 80
sedimen, 12
simplistik, 192
sinopsis, 96
slogan, 188
solusi, 109
spot, 145
subsidi, 11
suplai, 12
sustainable development, 92
tema, 15, 17, 111
tenor, 121
terealisasi, 9
udah, 165
wawancara, 10, 11, 94
well, 37
zodiak, 141
Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 2
208
Indeks Pengarang
Harymawan, 31, 56
Krisdalaksana, Harimurti, 6
Mahayana, Maman, 96
Murtini, 111, 179, 180
Pamungkas, 166
Purwo, Bambang Kaswanti, 54, 92, 180
Ramlan, M., 79
Sudarsa, Caca, 62, 63
Verhaar, J.W.M., 14
ISBN 979-462-993-6
HET ( Harga Eceran Tertinggi ) Rp.00.000,00
Buku ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP ) dan telah
dinyatakan layak sebagai buku pelajaran berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2008 tanggal 10 Juli tentang Penetapan
Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk digunakan dalam
proses Pembelajaran.